Obat pengurus badan, juga dikenal sebagai obat penurun berat badan atau suplemen diet, sering digunakan oleh banyak orang yang berusaha mencapai atau mempertahankan berat badan yang sehat. Meskipun beberapa obat ini dapat membantu mengurangi berat badan, mereka juga dapat menyebabkan berbagai efek samping. Artikel ini akan membahas efek samping umum dari obat pengurus badan, serta pentingnya memahami risiko yang terkait sebelum memutuskan untuk menggunakan produk ini.
Obat pengurus badan resep umumnya diberikan oleh dokter dan disetujui oleh badan pengawas obat dan makanan. Contoh obat resep termasuk orlistat, phentermine, dan lorcaserin. Obat-obat ini biasanya digunakan untuk mengobati obesitas atau kelebihan berat badan yang signifikan.
Suplemen diet dan obat pengurus badan yang tersedia tanpa resep (over-the-counter) sering kali mengandung bahan-bahan herbal atau sintetis. Mereka dapat mencakup berbagai produk, seperti ekstrak teh hijau, garcinia cambogia, dan CLA (conjugated linoleic acid).
Salah satu efek samping yang umum dari orlistat adalah gangguan gastrointestinal, termasuk diare, nyeri perut, dan kembung. Orlistat bekerja dengan menghambat penyerapan lemak di usus, sehingga dapat menyebabkan efek samping ini.
Suplemen herbal yang mengandung bahan-bahan seperti senna atau cascara dapat menyebabkan diare atau kram perut jika digunakan dalam jangka panjang.
Phentermine, sering digunakan dalam kombinasi dengan obat lain seperti topiramate (fen-termine/topiramate), dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah, detak jantung yang cepat, dan palpitasi. Ini bisa meningkatkan risiko masalah kardiovaskular.
Suplemen yang mengandung kafein atau bahan stimulan lain dapat menyebabkan peningkatan detak jantung, tekanan darah tinggi, dan gangguan tidur.
Obat ini dapat menyebabkan efek samping neurologis seperti pusing, sakit kepala, dan gangguan konsentrasi. Beberapa orang juga melaporkan perubahan suasana hati atau perilaku.
Beberapa suplemen yang mengandung bahan-bahan seperti ephedra (yang kini dilarang di banyak negara) dapat menyebabkan kegelisahan, insomnia, dan tremor.
Beberapa obat pengurus badan dapat menyebabkan ketergantungan atau toleransi, di mana tubuh menjadi kurang responsif terhadap efek obat setelah penggunaan jangka panjang. Hal ini dapat menyebabkan penggunaan dosis yang lebih tinggi dan peningkatan risiko efek samping.